Wednesday, March 13, 2013

Ontel Cafe on FriendsANTV

Ada yang tau acara di stasiun tv ANTV yang berlangsung setiap jam 11 siang? Sudah pernah nonton acaranya? Nah, mulai sekarang kalian harus pantengin terus tuh acara. Kenapa? Siapa tau aja pas kamu nonton, pas liputan tentang Ontel Cafe nya muncul.

Jadi itu ceritanya, pas hari Senin kemarin (11/03), team dari FriendsANTV konfirmasi kalau hari itu bakal meliput di Ontel Cafe. Seketika pula, kita langsung siap-siap. Cari bocoran menu apa yang bakal kita promosikan. Akhirnya diputuskanlah 1 menu andalan dari varian mocktail, yaitu Reddish Peach.

Reddish Peach

Kemudian, kami mengutus salah satu barista kami, Heru. Untuk mendemonstrasikan cara pembuatannya, ditemani Mba' Viane dari ANTV. Beliau sempat terkejut ketika dimulainya proses shaking pada pembuatan mocktail tersebut. Seketika Reddish Peach sudah jadi dan siap dihidangkan. Tiba saatnya Mba' Viane mencoba. "Wuueenak!" katanya.

Proses pembuatan mocktail


Lalu setelah itu, kami mengajak teman-teman dari FriendsANTV untuk jelajah di lantai atas, dimana tempat Ontel Cafe bernaung. Mereka terkesima dengan banyaknya lukisan dan foto-foto bertemakan Holiday yang masih dipamerkan. Kembali kami menawarkan untuk mencoba hidangan spesial dari Ontel Cafe yaitu, Cafe Latte. Walaupun tidak di shoot, tetapi begitu melihat cangkir dari Mba' Viane dan sang cameraman sudah kosong, membuat kami bangga juga. Ternyata mereka suka kopi produksi dari Ontel Coffee.

Tibalah saatnya mereka undur diri. Terimakasih sudah mengunjungi cafe kami ya. Ditunggu kunjungan berikutnya

Tuesday, March 5, 2013

Holiday Exhibition on Youtube


Silakan menyaksikan keseruan Holiday Exhibition kemarin. Selamat menikmati ...

Holiday Exhibition


Tepat pada tanggal 25 Januari 2013 yang lalu, Ontel Cafe mengadakan pameran fotografi  dan lukisan yang bertemakan Holiday. Awalnya, acara ini direncanakan pada tanggal 18 Januari 2013. Tetapi, dikarenakan Kota kita Jakarta pada hari itu sedang dilanda banjir besar, maka akhirnya acara pameran ini diundur seminggu kemudian. Dan masih diadakan sampai saat ini.




Di pameran ini, akan ditampilkan hasil karya dari para seniman diantaranya, The Folly, Pak De Tani, Nanang Haetamy dan Dins01. Bukan cuma lukisan. ada juga foto 3D yang dipamerkan di sini. Juga dihibur dengan music performance dari The Anggun, Poky UK, DK Kondor, Opang Gumoh dan The Dorres.



Kunjungi Ontel Cafe untuk melihat karya-karya mereka yang masih dipajang sampai sekarang. Apabila  Anda tertarik untuk memiliki salah satu karya tersebut, bisa menghubungi crew kami.



Monday, March 4, 2013

Menikmati Kopi Spesial di Kelapa Gading

23 Juni 2012. Hari pertama Ontel Cafe dibuka. Kami berada di tengah hiruk pikuknya pinggiran Jakarta. Ya, pinggiran Jakarta. Bertempat di daerah utara Jakarta, tepatnya di Kelapa Gading. Kami memberanikan diri untuk bersaing dengan cafe-cafe lain yang sudah lebih dulu hadir dengan warna-warnanya sendiri. Kami pun mempunyai warna yang lain dari mereka. Nanti akan dijelaskan.

Pertama, mengapa dinamakan Ontel Cafe? Menurut sang owner, E. Angga Adhipura, yang juga pemilik merk kopi Ontel Coffee, "Ketertarikan akan sepeda Ontel yang sudah ada sejak jaman Belanda. Di mana para penjajah yang memperkenalkan cara menyajikan dan meminum kopi yang benar. Serta kendaraan sehari-hari pada jaman itu yang dipakai oleh para penjajah tersebut yang akhirnya mencetuskan ide untuk memakai nama Ontel untuk produk kita."


Lalu, apakah seluruh produk di Ontel Cafe ini memakai kopi dari Ontel Coffee? "Pasti" lanjutnya, "Dikarenakan kita memakai produk kopi sendiri, makanya harga kopi di Ontel Cafe ini lebih terjangkau dibanding cafe-cafe lain yang memakai kopi dari produk lain. Padahal sebenarnya, kualitas kopi lokal kita juga tidak kalah bagus dengan kopi luar, lho."


Untuk membuktikan hal tersebut, sepertinya memang harus mencoba langsung di Ontel Cafe. Lokasi yang berada di lantai 2 dari Kedai Sari yang beralamat di Jalan Kelapa Nias Raya LB20 no.5, wajib Anda singgahi apabila sedang berada di sekitara Kelapa Gading. Ditunggu!

Sunday, March 3, 2013

Asal Usul dan Sejarah Ditemukannya Kopi


Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab Qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi Kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi Koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata Kopi yang dikenal saat ini.

Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).


Sejarah Awal Ditemukannya Kopi

Era penemuan biji kopi dimulai sekitar tahun 800 SM. Pada saat itu, banyak orang di Benua Afrika, terutama bangsa Etiopia, yang mengonsumsi biji kopi yang dicampurkan dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi tubuh. Penemuan kopi sendiri terjadi secara tidak sengaja ketika seorang penggembala kambing mengamati kawanan kambing gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam setelah memakan sejenis beri-berian. Sang gembala pun melihat kambingnya selalu melompat-lompat setiap kali ia memakan biji-bijian dari suatu tanaman yang kelak dinamakan kopi.

Penggembala tersebut kemudian mengikuti jejak kambingnya ini dengan mengkonsumsi biji kopi yaitu dengan merebusnya dalam air mendidih dan ia menemukan tubuhnya menjadi segar. Penemuannya ini kemudian segera diceritakannya kepada warga kotanya dan banyaklah orang yang mengikuti apa kata pengembala tersebut, namun para pendeta mengatakan kekuatan kopi tersebut berasal dari setan.

Kebiasaan ini kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika, namun metode penyajiannya masih menggunkan metode konvensional. Barulah beberapa ratus tahun kemudian biji kopi ini dibawa melewati Laut Merah dan tiba di Arab dengan metode penyajian yang lebih maju.



Perkembangan Kopi di Arab

Dari Ethiophia, kopi kemudian dibawa ke Arab. Pada abad ke-11 bangsa Arab yang memiliki peradaban yang lebih maju daripada bangsa Afrika saat itu, tidak hanya memasak biji kopi, tetapi juga direbus untuk diambil sarinya. Pada saat itu kopi menjadi minuman utama di Negara-Negara Muslim. Kepopuleran kopi bisa jadi disebabkan oleh dua hal yaitu karena memberikan efek bugar kepada tubuh dan sebagai pengganti minuman khamar atau alkohol yang memang dilarang oleh Islam.

Kepopuleran kopi pun turut meningkat seiring dengan penyebaran agama Islam pada saat itu hingga mencapai daerah Afrika Utara, Mediterania, dan India. Kisah pengembaraan umat Muslim tidak terlepas dari kopi, kemanapun orang Muslim menyebarkan agamanya, kopi selalu dibawa. Sehingga pada abad ke-13 kopi sudah menyebar ke Afrika Utara, Negara-Negara Mediterania dan India. Pada abad ke-14 dan 15, budaya minum kopi sudah menyebar di Turki, Mesir, Syiria, Persia.

Sampai abad ke-16 seluruh produksi kopi masih dikuasai Arab. Namun pada masa ini, belum ada budidaya tanaman kopi di luar daerah Arab karena bangsa Arab selalu mengekspor biji kopi yang infertil (tidak subur) dengan cara memasak dan mengeringkannya terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan budidaya tanaman kopi tidak memungkinkan. Barulah pada tahun 1600-an, seorang peziarah India berhasil membawa biji kopi fertil keluar dari Makkah dan menumbuhkannya di berbagai daerah di luar Arab.

Penyebaran Kopi ke Seluruh Dunia

Eropa tidak mengenal kopi hingga abad ke-17 ketika orang-orang Itali untuk pertama kali berhasil membawa biji kopi ke Venezia (1615). Mereka mendapatkan pasokan biji kopi dari orang Turki. Kehadiran kopi di Itali segera tercium ke Negara Eropa lainnya. Hingga satu tahun kemudian, Belanda menjadi Negara Eropa pertama yang berhasil membudidayakannya pada tahun 1616. Pada tahun 1650, untuk pertama kalinya Inggris memiliki kedai kopi di kota Oxford. 2 tahun kemudian Inggris sudah memiliki ratusan kedai kopi.

Kemudian pada tahun 1690, biji kopi dibawa ke Pulau Jawa untuk dikultivasi secara besar-besaran. Pada saat itu, Indonesia masih merupakan negara jajahan Kolonial Belanda. Di sini Belanda membuka perkebunan kopi di Pulau Jawa dan menjual hasilnya ke Eropa. Penanaman kopi oleh Belanda sukses besar dan Amsterdam menjadi pusat perdagangan kopi se-Eropa hingga abad ke-18.

Pada sekitar tahun 1714-an, Raja Perancis Louis XIV menerima sumbangan pohon kopi dari Belanda sebagai pelengkap koleksinya di Jardin des Plantes. Pada saat yang sama, seorang angkatan laut bernama Gabriel Mathieu di Clieu ingin membawa sebagian dari pohon tersebut untuk dibawa ke Martinique. Akan tetapi, hal tersebut ditolak oleh Louis XIV dan sebagai balasannya, ia memimpin sejumlah pasukan untuk menyelinap masuk ke dalam Jardin des Plantes untuk mencuri tanaman kopi. Keberhasilan Gabriel Mathieu di Clieu membawa tanaman kopi ke Martinique merupakan suatu pencapaian yang sangat besar. Hal ini dikarenakan budidaya tanaman kopi di sana cukup baik. Hanya dalam kurun waktu 50 tahun, telah terdapat kurang lebih 18 juta pohon kopi dengan varietas yang beragam. Hal inilah yang menjadi salah satu sumber dari kekayaan jenis kopi di dunia.

Pada tahun 1727, pemerintah Brazil berinisiatif untuk menurunkan harga pasaran kopi di daerahnya, karena pada saat itu kopi masih dijual dengan harga tinggi dan hanya bisa dinikmati oleh kalangan elit dan bangsawan saja. Oleh karena itu, pemerintah Brazil mengirimkan agen khusus, Letnan Kolonel Francisco de Melo Palheta, untuk menyelinap masuk ke Perancis dan membawa pulang beberapa bibit kopi. Perkebunan kopi di Perancis memiliki penjagaan yang sangat ketat sehingga hal tersebut tidak memungkinkan. Palheta pun mencari jalan lain dengan cara mendekati istri gubernur. Sebagai hasil kerja kerasnya, ia membawa pulang sebuah ember berisi penuh bunga kopi yang diberikan oleh istri gubernur seusai jamuan makan malam. Dari pucuk-pucuk inilah bangsa Brazil berhasil membudidayakan kopi dalam skala yang sangat besar. Pada abad ke-19, Brazil, panen raya kopi. Keadaan ini menyebabkan harga kopi turun drastis dan kopi pun tidak lagi di konsumsi oleh kalangan elit tetapi sudah bisa dinikmati oleh semua kalangan.

Kontroversi Mengenai Kopi

Tahun 1600
Para pendeta Kristen Itali meminta agar Paus Clement VIII mengharamkan kopi dengan alasan minuman ini adalah minuman orang kafir (Muslim). Sebelum memutuskan halal-haramnya, Paus mencicipi minum kopi dan merasakannya sebagai minuman yang sangat enak sehingga ia pun memutuskan bahwa kopi adalah halal.

Tahun 1670
Petisi Wanita mengajukan pelarangan minum kopi di London. Mereka beralasan para suami lebih suka berada di kedai kopi daripada di rumah. King Charles II kemudian menyetujui petisi ini namun pelarangan minum kopi hanya bertahan 11 hari saja.

Tahun 1732
Sebastian Bach, komposer klasik, menciptakan "Coffee Cantata" yang berisi pujian kepada kopi dan melawan kebijakan pemerintah Jerman yang melarang para wanitanya minum kopi karena dipercaya bisa menyebabkan kemandulan.

Tahun 1775
Frederick the Great melarang rakyat Prusia minum kopi dan menganjurkan untuk mengkonsumsi bir. Keputusannya ini mendapat protes dari rakyatnya.


Sumber : http://www.berbagaihal.com/2011/04/asal-usul-dan-sejarah-di-balik.html